SESEKALI perlu juga kita menengok puisi-puisi lama kita sendiri. Kenanglah lagi saat-saat kita terpeciki ide untuk menuliskan puisi itu. Bacalah puisi-puisi kita yang kita sukai atau yang kita anggap karya terbaik kita. Evaluasi lagi, bila rasanya ada yang perlu diperbaiki, ya silakan ubah saja. Tak ada yang melarang. Anggaplah penyuntingan yang tak habis-habis itu sebagai bagian dari kerja menyair, bagian dari proses untuk menghasilkan karya terbaik yang terus menjadi lebih baik lagi.
ATAU lawanlah keinginan untuk mengubah itu. Bisa jadi karya lama kita itu memang sudah harus seperti itu adanya. Ya, terserah saja. Yang terpenting kita mesti sesekali menengok puisi-puisi yang pernah kita tulis. Walt Whitman, empu penyair Amerika berulang kali menerbitkan bukunya yang berjudul sama: Leaves of Grass. Setiap kali terbit, ia menambahkan lagi sajak baru, dan menambahkan lagi sajak baru, selalu begitu. Ya, meninjau sajak lama bisa kita anggap seperti tamasya. Siapa tahu, kita juga jadi terilhami untuk menulis puisi baru.[ha]