Blog ini adalah daerah cagar, suaka bagi sajak-sajak, terjemahan, dan esai-esai Hasan Aspahani. Hal-ihwal yang pernah hilang dan ingin ia hapuskan.
Wednesday, November 12, 2003
Kematian Seekor Anjing
Sajak Pablo Neruda
Anjingku mati.
Kukuburkan di kebun
di dekat mesin rongsok karatan.
Suatu hari nanti, di sana aku kan menyusul dia,
tapi sekarang dia pergi dengan jaket kusutnya,
ulah nakalnya dan endus dingin hidungnya,
dan aku, sang materialis, tak pernah percaya
pada janji surga di langit
bagi manusia-manusia,
Aku percaya pada surga
yang tak akan pernah aku masuki kesana.
Ya, saya percaya pada sebuah surga untuk anjing
di mana anjingku menunggu kedatanganku
melambaiku bersahabat, ekor kipas berkelebat.
Aih, di sini tak aku berbicara kemurungan dunia,
tentang kehilangan seorang kerabat
kawan yang tak pernah membudakkan diri.
Persahabatannya denganku, seperti landak
yang memegang otoritas sendiri,
seperti persahabatan sebuah bintang, jauh,
tanpa melebih-lebihkan:
tak pernah dia memanjati bajuku
mengotoriku dengan bulu dan kudisnya,
tak pernah dia menggusal di lututku
bagai anjing yang bangkit berahi.
Tidak, anjingku pernah menatapku,
memberi perhatian yang aku butuhkan,
perhatian itu diperlukan
untuk membuat orang sengsara seperti aku mengerti
bahwa, menjadi anjing, dia menyiakan waktu,
tapi, tapi dengan mata yang lebih jernih dari mataku,
dia tetap saja menatapku
dengan pandangan menyaranku merenungi sendiri
seluruh indah dan kusam hidupnya,
selalu di dekatku, tak pernah menyusahkanku,
dan tak pernah meminta apa-apa.
Aih, berapa kali sudah cemburu pada ekornya
ketika kami berjalan bersisian di pesisir laut
di sunyi musim dingin Isla Negra
ketika burung-burung salju menyerbu langit
dan anjingku yang lebat bulu meloncatinya
sepenuh tenaga gerak ombak laut:
anjingku mengembara, mengendus-endus
dengan ekor keemasan tegak meninggi,
bermuka-muka dengan sembur samudera.
Senangnya, senangnya, ah senangnya,
seperti hanya anjing yang tahu berbahagia
dengan otonomi dirinya,
jiwanya tanpa sungkan malu.
Tak ada selamat tinggal untuk kematian anjingku,
kami tak pernah saling tahu tak juga saling mendustai.
Maka, sekarang dia mati dan kukubukan,
itulah semua yang ada, yang bisa kuberikan.