Syair Jalaluddin Rumi
Dimainkannya musik yang indah, aku menarikannya;
Cinta mengajakku bermain tiap waktu tiap ketika.
sesekali dia menggoda: "Enyahlah ke pojok itu saja!"
Lalu ketika hendak beranjak, aku kembali diajak.
Hari ini, diajaknya aku bermain seperti rajawali.
Apa niatnya, ketika aku mengurungnya?
Apa niatnya, ketika kemudian dia pergi?
Aku sebaik badai, Aku seriuh gumpal awan;
Titik hujan jatuh ketika dirangkulnya aku.
Awanku pemberi karena dia bagian dari laut itu;
Aku tahu tidak pada sesiapa diberi hujannya.
Ketika dihujankannya juga aku, takada jerit sakit;
Ketika dilepasnya aku, hidupku ada di pohon-pohon itu.
(Dari Diwani Shams Tabriz 208:4-9, Judul dari HA)