Thursday, April 1, 2004

Panggilan Kepulangan

Syair Rabindranath Tagore



Malam gelap, dia pergi mengendap, dan mereka terlelap.



Malam juga kini gelap, aku memanggilnya, "Kembalilah,

pulanglah, Kekasih, dunia kita tengah tertidur, dan tak

ada yang bakal tahu kau sejenak datang, sementara

bintang-bintang pun asyik bertatapan sesama bintang."



Dia pergi bertolak, ketika pohon-pohon berkuncupan,

dan musim semi masih sangat dini.



Kini bunga-bunga itu mekar di cabang yang tinggi dan

aku memanggilnya, "Kembalilah, Kekasihku. Anak-anak

bermain liar, memunguti dan menaburkannya lagi. Dan bila

kau datang dan memungut sekuntum kecil, tak akan

ada yang merasa kehilangan."



Yang pernah dipakai bermain masih ingin bermain kan?

Ah, betapa pemborosnya hidup kita, Kekasih.



Aku menyimak perbincangan mereka dan memanggilmu,

"Kembalilah, Kekasihku, selama hati ibumu meluap

penuh cinta, dan bila engkau datang hanya untuk

mencuri satu kecupan kecil, tak akan ada yang dendam."





THE RECALL



The night was dark when she went away, and they slept.



The night is dark now, and I call for her, "Come back, my

darling; the world is asleep; and no one would know, if you came

for a moment while stars are gazing at stars."



She went away when the trees were in bud and the spring was

young.



Now the flowers are in high bloom and I call, "Come back, my

darling. The children gather and scatter flowers in reckless

sport. And if you come and take one little blossom no one will

miss it."



Those that used to play are playing still, so spendthrift is

life.



I listen to their chatter and call, "Come back, my darling, for

mother's heart is full to the brim with love, and if you come to

snatch only one little kiss from her no one will grudge it."