Saturday, April 24, 2004

Lorca, Sang Penyair dari Granada
Dibantai di Atas Makam Saudara,
Bukunya Dibakar di depan Umum


LORCA RIWAYAT HIDUP seorang penyair adalah puisi, yang lain hanyalah catatan kaki. Kutipan dari penyair Rusia pasca-Stalin Yevgeny Yevtushenko itu sangat pas dipadankan kepada penyair Spanyol Federico Garcia Lorca. Tak heran bila Steven Spielberg pun tertarik memfilmkannya kisah penyair yang hilang ketika genderang Perang Sipil Spanyol 1930-an itu baru saja ditabuh.

    Lorca selalu disebut sebagai penyair dan dramawan spanyol terpenting di Abad 20. Ia lahir di Fuente Vaqueros, 5 Juni 1899. Ayahnya memiliki tanah pertanian yang subur di sekitar Granada serta rumah peristirahatan yang nyaman di kota itu. Tapi yang diidolakan Lorca adalah ibunya, seorang pemain piano yang berbakat.

    Setelah lulus dari sekolah menengah, Lorca melanjutkan ke Sacred Heart University. Dia mengambil studi hukum di sana sambil juga ikut kursus seni. Buku pertamanya terbit di tahun 1919. Buku itu, Impresiones y Viajes, terilhami perjalanannya bersama kelas seni yang dia ikuti ke sebuah Kastil dua tahun sebelum buku itu terbit. Pada tahun terbitnya buku itu juga, Lorca menggelandang ke Madrid. Di kota itu dia betah tinggal selama limabelas tahun. Lorca tidak menamatkan sekolahnya, dan memilih hidup sepenuhnya untuk seni.

    Dia lalu menjadi pengaggas sejumlah pertunjukan teater, membacakan sajak-sajaknya di depan umum, dan mengumpulkan banyak lagu-lagu rakyat. Di periode padat kegiatan itu dia sempat menerbitka El Maleficio de la Mariposa (1920), sebuah drama yang menyulut skadal besar ketika dipentaskan. Dia juga lalu menerbitkan Libro de Poemas (1921), kompilasi puisi yang ditulis berdasarkan lagu-lagu rakyat Spanyol. Sebagian besar karya Lorca bertema populer yaitu kehidupan kaum Gipsi dan tentang Flamenco.

    Tahun 1922, Lorca meggalang Festival Cante Jondo yan pertama. Inilah pagelan yang menampilkan para penyanyi dan gitaris "Deep Song" paling tersohor di Spanyol saat itu. Sajak-sajaknya yang ditulis di awal tahun 1920 banyak dijadikan syair lagu saat itu. Pada saat itu, Lorca juga bergabung dengan sekelompok seniman yang menamakan kelompoknya Generation del 27 yang juga beranggotakan Salvador Dali dan Luis Bunuel. Kedua nama ini menularkan surealisme kepada Lorca. Pada tahun 1928, Lorca menerbitkan kumpulan sajaknya yang langsung melambungka namanya ke puncak popularitas. Buku itu berjudul: Romancero Gitano (The Gypsy Ballads). Selama hidupnya, Lorca sempat menyaksikan buku itu terbit sampai tujuh kali cetak ulang.

    Tahun 1929, Lorca mengembara ke New York. Dia sangat memfavoritkan kawasan kumuh dan padat bernama Harlem; dia dekat dengan kehidupan kaum Afro-Amerika yang banyak tinggal di kawasan itu karena mengingatkanya pada kehidupan orang Gipsi di Spanyol. Tahun 1930, Lorca kembali ke Spanyol setelah negaranya itu memproklamasikan kemerdekaan. Lorca aktif bergerak bersama Second Ordinary Congress of the Federal Union of Hispanic Students sejak November 1931. Kongres itu setuju dan memutuskan untuk membangun sebuah "Barraca" di tengah kota Madrid yang kemudian menghasilkan sejumlah drama-drama penting. Lalu, "La Barraca" juga menjadi teater keliling yang tampil di tempat terbuka di sejumlah kota dan desa di Spanyol. Sebagian yang ditampilkan adalah karya Lorca sendiri seperti tiga serangkai karya bertema tragedi Bodas de sangre (1933), Yerma (1934), dan La Casa de Bernarda Alba (1936).

    Tahun 1936, Lorca tinggal di Callejoes de Garcia, kota kelahirannya, saat itulah Perang Sipil Spanyol pecah. Hingga pada akhir bulan Juli. Lorca ditangkap oleh tentara Franquist. Setelah beberapa hari di tahanan, Lorca dijemput tentara untuk "menemui" saudara iparnya Manuel Fernandez Montesinos, seorang sosialis bekas Walikota Granada yang dibunuh oleh tentara dan jenazahnya diseret di jalanan. Ketika Lorca tiba di makam sang sepupu Lorca dipaksa turun dari mobil. Saksi mata melihat Lorca dihajar dengan popor senjata dan tubuhnya dihujani peluru. Lorca benar-benar dihabisi. Bukunya dibakar di Plaza del Carmen Granada. Buku itu kemudia diumumkan sebagai barang terlarang.

    Hingga hari ini, tak ada yang tahu dimana tubuh sang penyair dibuang.[hah]

Beberapa karya penting Lorca: Puisi: Impresiones y viajes (1918), Libro de poemas (1921), Canciones (1927), Romancero Gitano ("The Gypsy Ballads") (1928), El poema del Cante Jondo (1932), Llanto por Ignacio Sanchez Mejias (1935), Lament for the Death of a Bullfighter and Other Poems (1937), Poeta en Nueva York ("Poet in New York") (1940) , Selected Poems (1941), In Search of Duende (1998) Prose disunting dan diterjemahkan oleh Christopher Maurer, serta Puisi diterjemahkan oleh Norman di Giovanni dkk. Drama: El malificio de la mariposa (1920), Mariana Pineda (1927), La zapatera prodigiosa ("The Shoemaker's Marvelous Wife") (1930), Amor de Don Perlimplin con Belisa en su jardin (1931), Bodas de sangre ("Blood Wedding") (1933), Yerma (1934), La casa de Bernarda Alba ("The House of Bernarda Alba") (1936), The Comedies (1955) English translations.