Apakah puisi?
Saya tidak bisa dan tidak ingin menjawabnya. Sebab puisi sendiri bagi saya adalah serangkaian pertanyaan yang tidak berhasrat memburu jawaban. Puisi bagi saya juga adalah sejumlah pertanyaan yang menggugat jawaban-jawaban yang sudah dianggap selesai. Dalam sebuah jawaban yang tuntas, puisi seperti masuk perangkap. Dia tak bisa kemana-mana lagi. Dia terjepit, tak berdaya dan akhirnya mati. Karena itu puisi bagi saya juga upaya untuk membebaskan jawaban tadi dengan pertanyaan-pertanyaan baru.
Apakah puisi?
Saya bisa dan ingin menjawabnya dengan cara ini: menuliskan terus puisi-puisi. Karena, bagi saya, dengan cara itulah puisi sebaiknya diberi jawaban. Setiap puisi yang selesai ditulis adalah jawaban atas pertanyaan 'apakah puisi?'. Karenanya, saya sendiri tak henti menanyakan itu kepada diri saya sendiri, sebab saya tak ingin berhenti menulis puisi.[hah]