Mengapa mengira yang remeh ini adalah jiwa
dan sebongkah bijih emas harta yang diburu?
Kau mencari emas, menggali dalam, mengapa?
Merenungkan bumi menjelma jadi langit?
Mengapa menimbangkan godaan yang menakutkan
sebagai keindahah negeri?
Mengapa seperti cacing menggeliat syahwat bumi
dan menganggap kekasih lebih hina dari debu?
Mengapa mual dengan cinta dan kau usir dia
Mengira dalam cinta, padahal tenggelam dalam nafsu?
Mengapa membiarkan asap ketakpedulian memenuh mata dengan tangis?
Mengapa menganggap kesalihan adalah wujud ketakutan yang bodoh?
Takluk pada nafsu pertanda tiba kutuk itu
Lalu mengapa minta isyarat ini dihapuskan?
Semua tanyaku, mengapa, kutanya sendiri
Seperti mereka, kau kira aku bertanya pada-Nya?
Shams Tabrizi, unjukkan dirimu, sinarmu
Mereka yang memuja mata, tak akan punya penglihatan!
Syair ke-151 Diwani Shams, Karya Jalaluddin Rumi
* Judul dari HA