Tuesday, October 28, 2003

Yang Memuja Mata, Tak akan Punya Penglihatan

Mengapa mengira yang remeh ini adalah jiwa

dan sebongkah bijih emas harta yang diburu?

Kau mencari emas, menggali dalam, mengapa?

Merenungkan bumi menjelma jadi langit?

Mengapa menimbangkan godaan yang menakutkan

sebagai keindahah negeri?

Mengapa seperti cacing menggeliat syahwat bumi

dan menganggap kekasih lebih hina dari debu?

Mengapa mual dengan cinta dan kau usir dia

Mengira dalam cinta, padahal tenggelam dalam nafsu?

Mengapa membiarkan asap ketakpedulian memenuh mata dengan tangis?

Mengapa menganggap kesalihan adalah wujud ketakutan yang bodoh?

Takluk pada nafsu pertanda tiba kutuk itu

Lalu mengapa minta isyarat ini dihapuskan?

Semua tanyaku, mengapa, kutanya sendiri

Seperti mereka, kau kira aku bertanya pada-Nya?

Shams Tabrizi, unjukkan dirimu, sinarmu

Mereka yang memuja mata, tak akan punya penglihatan!



Syair ke-151 Diwani Shams, Karya Jalaluddin Rumi

* Judul dari HA