: bagi zein
magrib, azan pertama ramadan
tahun ini menerobos jeruji jendela
penjara, seperti raung blues.
seperti dia: Bilal yang
kaulihat tegak mengumandangkan
panggilan di atas kabah sana.
ah, hidup kini bagai memberi lirik
pada nada improvisasi, jazz
menyentak-nyentak ulu hati.
aku mengerti,
aku mengerti.
tapi bagaimana harus berteriak
memohon semangkuk kolak,
sedang anggur sekilo titipan istri,
sampai pada kami hanya tersisa
tujuh biji?
hukuman ini betapa imsak,
kutunggu magrib yang lain, waktu
tiba padaku saat berbuka kelak.
Okt 2003