Saturday, October 18, 2003

Seperti Pijar Matahari Nyalakan Langit Malam

Bagi seruan dari kedai minum yang tegak, bangkit

Takut tak terpisahkan, bijaklah, bijaklah

Bagimu pesta besar, jadi hadiah, jadi hadiah

Jiwa yang kepayang, jangan, jangan pandang rendah

Engkau juga reguk anggur ini, menemu yang sembunyi

Rupa Wajah Tuhan adalah ketakjuban yang dirindukan

Engkau semua mabuk, air di mata bersimbah

Seperti pijar matahari, menyalakan langit malam

Di sini, tempat semua kebajikan, keharuan

Kasih, kejelitaan, keanggunan, kegairahan,

Tak ada takut, tak ada takut di ranah Kebijakan

Di kedai segala dosa ini, kemaafan Tuhan tertebar

Bagi setiap derita, Kasihnya adalah penyembuhan

Hakim di kedai ini memaafkan semua pelanggaran.



Pujilah kebebasan

Pujilah Wahyu Tuhan

Pujilah penobatan jiwa

Pujilah sorak suka ria

Pujilah kebanggaan negeri

Lambang Kedalaman cinta ini

Yang memberi insprirasi puisi

Ke rumah ini, rumah yang memabukkan.



* Dari Diwani Shams Tabriz,

Jalaluddin Rumi, Syair ke-41,

(Judul dari HA)