masih ada
seujung sendok nescafe
cukup untuk segelas kopi
buat menunggu puisi.
di luar: gerimis deras
dingin tempias,
ah, betapa sapardi.
lalu datang bayang
kukira dialah puisi
ranum, samar senyum
mengulur jemari
: kenalkan, namaku prosa....
katanya, namanya prosa?