Syair Li Po
Menuruni biru gunung ketika hari malam,
Sinar bulan jadi pengawal di jalan pulang.
Menoleh lagi ke belakang, jejak setapak
Terhampar berjenjang di bayang kelam: dalam.
Lalu kulewati rumah ladang, sahabat petani,
ketika anaknya memanggil dari gerbang pagar,
menuntunku, merangkulku, melalui bambu berlumut
ada liana berduri menangkap memegang bajuku.
Dan aku gembira sebab ada sempat untuk jeda
Dan aku gembira sebab bisa minum dengan sahabat...
Kami bernyanyi seirama angin di daun pinus;
Dan kami diam ketika bintang-bintang turun,
Ketika, aku mabuk dan sahabatku lebih dari bahagia,
Di antara kami berdua, telah melupa dunia.