Sajak Anwar Jimpe Rahman*
ia berangkat dari sebuah kota karena ingin merasai
musim hujan menyentuh pundak ingatan, berlekas
dalam keriangan cahaya, tapi gemetar bagai
ujung daun yang kedinginan
dalam perjalanan, katanya,
yang terlewati ada saja tak sempat dinamai
tapi mesti diberi amsal, biar tak menyesal
[11.2003]
* Sahabat yang mengirim sajak ini lewat surat-e yang hingga kini tak pernah bertemu.