Monday, December 29, 2003

aku menyebutnya sebagai rindu, biar

di punggungku batu:

kau tak kuharap percaya

aku menyebutnya

sebagai rindu.



dari puncak gunung sepiku,

kuturuni hujan itu,

di punggungku batu:

kau tak kuminta percaya

aku menyebutnya

sebagai rindu.



ada yang sempat kupetik,

senyummu debu di dedaunan,

di punggungku batu:

kau tak kupaksa percaya,

aku menyebutnya

sebagai rindu.



hingga deras sungai

yang meminta, batu itupun

masih di punggungku,

kupeluk kudekap bersama

hujan yang mengepung.



aku menggigil:

kau mungkin mau tak percaya,

aku menyebutnya

sebagai rindu.



Des 2003





seperti puisi membatu di punggungmu



sajak Nanang Suryadi



mungkin

engkau

menyebutnya

rindu



aku

percaya



seperti

puisi

yang

membatu

di atas

punggungmu

itu.



* Sajak Nanang dipungut dari buku tamu situs ini.

pembaitan diselenggarakan oleh HA.