Syair Rabindranath Tagore
Ah, melati-melati ini, melati putih ini!
Aku serasa terkenang lagi, hari pertama
ketika kupenuhi dua tanganku dengan
melati-melati ini, melatih-melati putih ini.
Aku mencintai cahaya matahari, langit
dan aku mencintai bumi yang hijau ini;
Aku mendengar desir mengalir sungai
menembus kegelapan tengah malam;
Senja musim gugur pun datang padaku
di simpangan jalan, terbiar sepi sendiri,
bagai mempelai membuka kerudung
menerima kekasih hatinya datang.
Masih saja kenanganku terasa manis
karena melati pertama yang pernah
ada di tanganku ketika kanak-kanakku.
Hari-hari keriangan datang dalam hidupku,
dan bergirang di permainan pasar malam.
Pada hujan pagi yang kelabu, aku pun
bersenandung lagu-lagu lambat lantun.
Malam hari, aku melingkarkan roncean
bunga bakula di leherku, bunga-bunga
yang dirangkai tangan-tangan kasih.
Masih saja hatiku terasa manis karena
kenangan melati pertama yang pernah
mengisi tanganku ketika kanak-kanakku.
* Sajak ke-34 dari 40 rangkaian syair
Bulan Sabit (Crescent Moon).