Kita membaca puisi karena penyair, sama seperti kita, dihantui oleh tiran yang tak bisa kita hindari yakni waktu dan maut; karena penyair didera sakit karena kehilangan, terlebih oleh frustasi dan kegagalan; karena penyair punya keinginan yang tak tertampakkan akan kebebasan dan kedamaian. Penyair tahu hal itu dan melihatnya dalam diri mereka dan dalam diri orang lain.