: Joko Pinurbo
/1/
Waktu singgah di rumahmu, engkau dengan bangga
memamerkan beberapa celanadalam istimewamu.
Saat kau lengah, kucuri salah satu celanadalam itu.
Di rumahku, aku langsung menjajal celanadalammu itu.
/2/
Harus kuakui celanadalammu memang istimewa. Enak
dipakai dan tidak membuat anuku nyelip ke mana-mana.
Saking enaknya, aku lupa menggantinya. Padahal, seenak
apapun celanadalam 'kan harus dicuci, supaya tetap suci.
Itulah mungkin sebabnya, sekarang aku terserang gatal-gatal.
Celanadalam yang enak jadi tidak enak. Anuku pun berontak.
"Bagaimana, Tuan? Anda sudah ketularan penyakit saya?"
tiba-tiba kuterima pesan pendekmu di telepon genggamku.