Thursday, April 12, 2007

Ben Abel menulis sajak berikut ini sebagai tanggapannya atas tulisan saya Ruang Renung # 187.

Bedebah Cinta & Rayuan Penyair
[demi hasan aspahani]

ketika ia diperkosa
dan perempuannya terkena aib
dan rahim tercipta
si jabang menari-nari di dalamnya
sementara di luar sana
orang menuding-nuding bundanya;
pembawa malapetaka
akan melahirkan anak haram, jadah!

ketika hukuman orang ramai
tak cuma sampai disitu
di padang sangar bawah matahari
tubuh indah bunda
dicabik sambit batu-batu

tangan penyair bergetar
matanya dibutakan, terima
namun hatinya benderang
merekam dan menerkam semua

di kawah bingar suara
hujan batu dan pekik hina
tubuhnya hancur tak terkata

sang penyair tegar sehat sentosa
dengan seluruh darah jiwanya
tertimbun tumpukan semua saksinya

terpotong lidah
untuk berkata: itulah cinta

kusampaikan semua kepadamu
sebagai rayuan penyair

sebab akulah si anak haram
bunda yang mati dibatu khalayak

jika bunda musnah karena pemerkosa
lalu penyair mati karena kenyataan

aku kan hidup seribu tahun lagi
karena cinta
dan puisi
isi sanubari

[ben abel, Apr.2007]