AKU tak pernah bertemu dengan orang yang mengerti bahwa puisi adalah ekspresi dari gairah yang bergelora, dan gairah seperti itu hanya bisa dibandingkan dengan sebuah getar gempa yang takteredakan, atau sebuah meriang demam yang taktersembuhkan. Nah, pada keadaan yang seperti itu siapa yang sempat bercukur?