Sunday, February 15, 2004

[Ruang Renung # 65] Apakah Puisi?

    KETIKA pertama kali tertarik dan mulai menulis puisi, saya tak ingin bertanya apakah puisi itu. Saya hanya seperti bertemu sahabat lama dan kami lalu memasang sepatu petualangan. Tiba-tiba, bersama puisi, di depan dada terbentang gunung, langit, laut, sungai, semuanya juga menawarkan penjelajahan yang tak habis-habisnya.



    TETAPI setelah petualangan bertahun-tahun -- petualangan yang belum sampai ke puncak manapun, ke ujung manapun -- tiba-tiba pertanyaan yang paling merisaukan itu datang. "Apakah puisi itu?". Saya terus terang benci dengan pertanyaan itu. Bertahun-tahun saya tidak peduli tak hendak hirau. Dan kami, saya dan puisi -- terus saja memetualangi apa saja. Sesekali pulang ke rumah, sesekali saling menjauh dan kembali lagi bersama dengan petualangan yang lain.



    DALAM pengembaraan itu, akhirnya kutemukan juga kalimat yang sebenarnya sama sekali tidak menjawab. Saya jadi tidak merasa bersalah dan tidak terus menerus merasa sebagai sahabat yang bodoh yang tidak tahu sahabatnya sendiri.



    INI dia jawabannya: Sesungguhnya tidak ada definisi bagi puisi -- tepatnya tak ada definisi yang lengkap memuaskan, sungguh-sungguh memberi kejelasan, dan bukan sebuah tautologi, sekadar mengulang-ulang kata tanpa menambah kita jadi mengerti. Nah! Karena itu juga, tidak ada resep atau manual atau petunjuk cara membuat puisi yang baik.



    MARI bertualang lagi. Terus mengembara lagi.[hah]