Sunday, November 2, 2003

Mimpi Seekor Kucing

Sajak Pablo Neruda



Kucing tidur, alangkah nyenyaknya,

tidur dengan kaki-kaki dan ringkuk tubuhnya,

tidur dengan seringai cakarnya,

dan dengan darah tak berperasaan,

tidur dengan cincin-cincin--

rangkaian lingkar api--

yang menyusun geologi aneh

pada warna tanah ekornya.



Aku mesti tidur seperti kucing,

dengan seluruh bulu-bulu waktu,

dengan lidah sekasar batuapi,

dengan kering kelamin api,

meregang tubuh sendiri meringkus dunia,

di atas atap-atap dan bentang lansekap,

dengan desak hasrat, menggebu gairah

memburu tikus-tikus di dalam mimpi-mimpi.



Aku telah melihat bagaimana kucing tertidur

bergulung bak ombak, bagaimana malam

mengalir lewat seperti air yang gelap;

dan pada waktunya, dia terjatuh

atau mungkin saja bisa tercebur

pada kosong yang disisakan butir salju.

Sekali waktu dia tumbuh besar dalam mimpi

seperti datuk moyang harimau,

dan melompat dalam gelap

di atas atap rumah, awan dan gunung api.



Tidurlah, tidurlah sang kucing malam,

dengan seremoni episkopi

dengan misaimu berpahat-batu.

Jaga semua mimpi-mimpimu;

kendalikan kesamar-samaran

kekeberanian kita yang terlelap

dengan hatimu yang takbelaskasih

dan ekormu yang teramat nakal.