Aku Belum Membaca Puisi 
yang Engkau Tulis Untukku
Ya, kutebak-tebak saja, mungkin kau akan salah 
        mengeja, namaku telah kuserahkan pada 
        lupa, sudah kukembalikan juga, seluruh huruf
        yang pernah kupakai di kartu nama, karena 
        masih saja aku gembira, jika ada  yang 
        bertanya: Siapa nama Saudara sebenarnya?
Ya, kureka-reka saja, tampaknya kau akan tetap
        seperti mereka, menerka-nerka siapa aku
        sebenarnya, dan ah alangkah inginnya aku
        mengulang-ulangi lagi cerita yang dulu pernah
        beberapa kali kusampaikan padamu, dan betapa
        senangnya aku ketika akhirnya kau berkata: 
        Hei, sepertinya aku kenal dengan orang
        yang kau sebut dalam ceritamu itu, Saudara...
Ya, kuingat-ingat saja, di puisimu yang mana dulu 
        kita pernah saling berkenalan, lalu kau bilang,
        "Maaf, aku ini pelupa," dan aku bilang, "Wah,
        kalau begitu, kita sama..." Dan kita tidak
        tertawa, sebab aku belum membaca puisi
        yang kau tulis untukku itu, Saudara.
Nov 2003