Tuesday, November 4, 2003

Ketika Bukan Aku, Itulah Aku

Kataku akan kukisahkan dongeng hatiku sebaik bisaku;

Tapi air mataku terperangkap badai, hati berlumur darah.



Ah, aku gagal menceritakannya!

Kucoba mengingat pada saat kehancuran, membisu kata;

Gelas pikiran dan ingatanku, teramat mudah dipecahkan,

aku pun terhempas berkeping, seperti kaca dihancurkan.

Banyak kapal rusak terkurung dalam badai ini;

Apalah artinya perahu kecilku jika dibanding itu?



Gelombang merusakkan perahuku, tak ada yang tersisa;

Bebas dari diri sendiri, kuikatkan tubuhku di rakit.

Kini, aku takdi atas tak si bawah: Tergambarkan;

Seketika di atas ombak, lalu tersuruk ke bawah lagi.

Aku tak hirau keberadaan diri, hanya ini yang aku tahu:

Ketika aku, bukan aku; ketika bukan aku, itulah aku!



Diwani Shams Tabriz, 1419: 1-6

Jalaluddin Rumi, Judul dari HA