Saturday, September 1, 2007

Rumah Kata & Tuan Rumah Kata






: Afrizal Malna


Aku kehabisan ruang di rumah kata. Ruang luar dan ruang dalam kata sudah ditempati tamu dari jauh. Tamu itu kawan-kawanku sendiri. Mereka tidur, makan dan ngobrol. Aku ketuk-ketuk pintu ruang kata itu. Mereka tak mendengarku. Rumah kata tak lagi dikawal penjaga. Siapa saja bisa masuk. Tapi apa artinya berada di dalam ruang kata?

Engkau bilang siapa saja memang bisa masuk ke dalam ruang kata. Tapi tidak semua orang bisa bertemu tuan rumah kata. Engkau bilang kita tak harus masuk ke dalam ruang kata agar bisa bertemu tuan rumah kata. Kita juga tak harus menunggu di pintu atau bikin tenda di halaman rumah kata.

Aku bertemu engkau di yogyakarta. Engkau tanya aku apakah aku pernah ditolak kata? Engkau tanya aku apakah aku pernah ditalak kata? Engkau tanya apakah aku pernah merobek KTP-ku sendiri? KTP yang penuh kata. Dusta.

Engkau bilang engkau tidak tahu alamat rumah katamu di kota katamu. Tapi engkau membuatku tahu ada ruang di dalam dan di luar rumah kata.

Engkau suka mengajak kata yang ada di ruang dalam kata menjenguk ke luar. Di ruang luar kata mereka menjadi kata yang kuat. Mereka punya kaki dan mereka ingin berjalan sendiri. Mencari rumah dan kota lain.

Engkau tak mau membopong kata yang sudah punya kaki sendiri itu. Engkau tak juga melarang kata itu mengikutimu dari kota ke kota. Hei, aku tahu sekarang di mana rumah kata dan siapa tuan rumah kata tempat aku datang sebagai tamu. Tamu yang tak pernah diundang. Tamu yang tak pernah pulang.