Tuesday, September 25, 2007

Kenapa Kita Cemaskan Sepi?

                                                    :  Wayan "Jengki" Sunarta

KENAPA kita masih cemaskan sepi?

Kita kayuh perahu di sungai berarus buntu
Tak tahu mana hilir dan hulu. Saat itu
hujan seperti pasukan hantu, seperti menghalau
kita lekas, hanyut ke muara. Meninggalkan
semua yang masih ada di hujung hulu, di hujung waktu.

Dan muara, kita telah tahu, adalah riuh-hingar
tempat segala kapal singgah, bersandar, labuh jangkar,
memuat segala yang bisa dibayar, kemudian bawa berlayar
lalu di lain bandar, diberi harga, diberi nilar tukar.

"Sebuah perniagaan yang wajar," kata para saudagar.

Kita adalah juru dayung, asyik menduga dalam laut
dengan dayung yang hanya sedepa, menunggu ayun ombak,
ketika langit penuh, purnama luruh.

Aih, terselip juga hari-hari tak bernama.
Sepi yang tak berayah-bunda.

***

KENAPA kita masih cemaskan sepi?

Sepi dan kita. Mungkin pernah ada dalam rahim yang sama.
Sepi dan kita. Mungkin dua saudara yang tak pernah selesai
     bertukar was-was. Berbagi cemas.