Kalau kemudian kita membandingkan dua sajak itu, keduanya tampak seperti sebuah “surat” yang dibuat untuk sahabat. Puisi “Celanadalam yang Kucuri dari Rumahmu” adalah surat pembuka, sedangkan “Puasa” adalah surat balasannya. Pandangan seperti ini segera bisa muncul karena dua sajak itu menggunakan dua metafora yang sama: celana dalam. Dan pandangan ini makin kuat karena kisah tentang celana dalam sajak pertama seolah menemukan lanjutannya pada sajak kedua. Maka, mau tak mau, dua sajak ini, menurut saya, harus dilihat sebagai dua sajak yang saling berkait.
Selengkapnya baca: RUMAHMIMPI