Saturday, October 9, 2004





Setelah Kematian Seseorang

Sajak Tomas Transtromer



Sekali pernah ada yang menyentak

yang tercecer dari pendar pudar ekor kemukus.

Kita ada di sana. Gambar TV buram dibuatnya.

Lalu ia menyisa sendiri sebagai tetes beku di angkasa.



Kau masih bisa jejaki jejaknya di langit matahari musim dingin

di antara belukar berdaun sisa tahun sebelumnya.

Lihat, mereka bagai robekan halaman buku telepon tua -

nama-nama habis dimakan dingin udara.



Masih terasa nikmatnya, merasai jantungmu berdebar.

Tapi seringkali bayangan terasa lebih nyata dari tubuh sendiri.

Sebilah samurai tampak tak lagi terperhitungkan

ketika ada di sisi baju besi hitam bersisik naga.





After Someone’s Death

Tomas Transtromer



Once there was a shock

which left behind a long pale glimmering comet’s tail.

It contains us. It makes TV pictures blurred.

It deposits itself as cold drops on the aerials.



You can still shuffle along on skis in the winter sun

among groves where last year’s leaves still hang.

They are like pages torn from old telephone directories -

the subscribers’ names are eaten up by the cold.



It is still beautiful to feel your heart throbbing.

But often the shadow feels more real than the body.

The samurai looks insignificant

beside his armor of black dragon-scales.