Wednesday, October 6, 2004

[Ruang Renung # 91] Ritual Puisi Pagi Hari

SAYA tak ingin memberi catatan apapun, kali ini. Kita baca saja petikan wawancara penyair Amerika berdarah Norwegia, Robert Bly.



Pewawancara: Tahun 1998, Anda menerbitkan buku Morning Poems. Kenapa ambil judul itu?



Robert Bly: Puisi-puisi dalam buku itu saya tulis di tempat tidur, di awal pagi hari. Saya melakukan itu seperti Bill Stafford, yang seperti kau tahu, menulis puisi setiap pagi selama tak kurang dari 40 tahun.



Pewawancara: Apakah menulis pada pagi hari itu menghasilkan sejumlah puisi yang berbeda?



Robert Bly: Well, situasinya sangat tenang. Itu yang terasa sangat nyaman. Kau berbicara kepada dirimu sendiri, "Well, puisi ini mungkin tak akan jadi sesuatu yang istimewa, tapi saya akan menuliskannya dengan cara berbeda." Detail pertama yang sampai tersuguh seperti akhir sebuah jejak. Ketika sesuatu mengikuti jejak akhir itu, apa pun kemudian datang mengunjungi puisi itu. Bisa saja itu anjing berkaki tiga atau sebuah tongkat tua, atau karakter Madame Bovary. Apapun, saya menerimanya datang ke dalam puisi. Kau bisa juga membuangnya kemudian, membuang apa yang tak berseide dengan arah puisi itu. Itu yang saya suka. Kau mengikuti sebuah jejak. Kadang arusnya begitu mudahnya kita ikuti - bukankah Frost bilang, "Puisi seperti sebongkah es di atas kompor panas; es yang bergerak di atas lelehannya sendiri"? Ya, seperti itulah.[hah]