Friday, October 22, 2004

[Ruang Renung # 99] Baris Pertama Begitu Menggoda

SAYA tiba-tiba begitu tertarik dengan baris pertama puisi. Dalam sajak-sajak Pablo Neruda dan William Shakespeare, terutama yang tak berjudul, pada daftar isi bukunya hanya dituliskan baris pertama setiap sajak. Neruda pada usia dini sudah menulis kumpulan puisi "100 Soneta Cinta" dan "20 Sajak Cinta dan Nyanyian Putus Harapan". Keduanya hanya mengurutkan puisi dengan angka Romawi. Tanpa judul. Demikian halnya soneta-soneta Shakespeare.



MEMBACA sajak-sajak kedua penyair itulah saya jadi tiba-tiba tertarik dengan barit pertama. Ternyata, baris pertama bisa menjadi penanda sebuah puisi. Bisa menjadi semacam judul, yang membuat sang isi puisi jadi lebih nyaman dinikmati.



KARENA itu saya berpikir: barangkali memang ada sesuatu, semacam kekuatan, semacam daya tarik dalam baris pertama sebuah puisi. Dengan atau tanpa judul. Karena itu saya jadi menyusun semacam kecurigaan: barangkali memang harus begitulah puisi. Bukankah dalam tulisan jurnalistik ada yang dinamakan kepala berita. Pada kepala berita itulah dipertaruhkan apakah berita itu menarik dibaca atau tidak. Barangkali ada baiknya juga kita menulis kepala bait dalam puisi kita.



SAYA hanya membarangkalikan saja. Kalaupun mau dipercaya, mungkin kita harus mengutip kalimat dari sebuah iklan wewangian. "Kesan pertama begitu menggoda. Selanjutnya terserah Anda." Kalau pada bait pertama saja kita berhasil menggoda pembaca, maka seharusnya pada bait-bait berikutnya godaan itu bisa lebih besar lagi adanya. Dan yang menggoda itu akan lebih menggoda kalau kita seolah membebaskan pembaca untuk terus membaca atau tidak. Pokoknya: terserah Anda, Pembaca. Juga terserah Anda, mau percaya tulisan ini atau tidak.[hah]