Blog ini adalah daerah cagar, suaka bagi sajak-sajak, terjemahan, dan esai-esai Hasan Aspahani. Hal-ihwal yang pernah hilang dan ingin ia hapuskan.
Wednesday, October 13, 2004
Seperti Mandi yang Terakhir Kali
Changing Feelings, Jaroslaw Kukowski
/1/
Dia akhirnya bisa juga menidurkan diri, setelah
sukses menjadi satu-satunya pembicara
dalam seminar sehari: "Cara Praktis dan Mudah
Menyelenggarakan Jenazah. Bukan Jenazah Sendiri."
Kepada panitia, dia tak minta honor apa-apa.
Kecuali beberapa hadiah sponsor:
segulung kafan langsung dari pabrik kain;
kupon diskon 50 persen toko keranda;
gratis mobil jenazah kapan saja perlunya;
dan kavling kuburan di taman pemakaman.
"Lumayan," katanya. Sebelum terpejam.
"Sekarang aku tinggal memikirkan, kapan
saat yang paling tepat untuk ditalkinkan..."
/2/
Dia akhirnya bisa juga menidurkan diri. Lelap
sekali. Di tengah tidurnya, tiba-tiba ada mimpi
menginterupsi. "Tunggu, Saudara! Kamu sudah mati?"
"Belum," katanya. "Memangnya kau tak dengar
dengkurku yang khusyuk dan syahdu ini?"
/3/
Dia akhirnya bisa juga menidurkan diri. Lalu,
terbangun subuh hari. Dan terus mandi.
Di sumur tua, yang belum juga bisa
menimba airnya sendiri, ia menikmati
tiap guyuran air di tubuhnya.
Seperti sedang menikmati mandi
untuk yang
terakhir
kali.