Wednesday, October 13, 2004

Seperti Mandi yang Terakhir Kali





Changing Feelings, Jaroslaw Kukowski



/1/



Dia akhirnya bisa juga menidurkan diri, setelah

sukses menjadi satu-satunya pembicara

dalam seminar sehari: "Cara Praktis dan Mudah

Menyelenggarakan Jenazah. Bukan Jenazah Sendiri."



Kepada panitia, dia tak minta honor apa-apa.



Kecuali beberapa hadiah sponsor:

segulung kafan langsung dari pabrik kain;

kupon diskon 50 persen toko keranda;

gratis mobil jenazah kapan saja perlunya;

dan kavling kuburan di taman pemakaman.



"Lumayan," katanya. Sebelum terpejam.



"Sekarang aku tinggal memikirkan, kapan

saat yang paling tepat untuk ditalkinkan..."



/2/



Dia akhirnya bisa juga menidurkan diri. Lelap

sekali. Di tengah tidurnya, tiba-tiba ada mimpi

menginterupsi. "Tunggu, Saudara! Kamu sudah mati?"



"Belum," katanya. "Memangnya kau tak dengar

dengkurku yang khusyuk dan syahdu ini?"



/3/



Dia akhirnya bisa juga menidurkan diri. Lalu,

terbangun subuh hari. Dan terus mandi.

Di sumur tua, yang belum juga bisa

menimba airnya sendiri, ia menikmati

tiap guyuran air di tubuhnya.



Seperti sedang menikmati mandi



untuk yang



terakhir



kali.