Blog ini adalah daerah cagar, suaka bagi sajak-sajak, terjemahan, dan esai-esai Hasan Aspahani. Hal-ihwal yang pernah hilang dan ingin ia hapuskan.
Saturday, January 24, 2004
Tiga Petikan Adegan Pertempuran
: The Last Samurai
/1/
"Ceritakan padaku, kemana dia berlalu?"
Kuberi tahu saja, datang dari mana dia.
Ini medan pertempuran. Lubang paling dalam, bagi
tumpah darah prajurit yang lahir dalam rahim meriam.
Ada yang menunda kematianmu, menyarungkan
samurai yang berkilat tepat di urat-urat lehermu.
Lelaki berhutang tak terbayar, nolak jadi anjing liar.
"Aku telah membunuh saudaramu."
"Darahnya terhormat di tanganmu..."
Sejak itu, dosa pengkhianatan dan darah permusuhan
tak terperhitungkan lagi, tak tertunduk perintah lagi.
/2/
"Ceritakan padaku, siapa yang telah ia khianati?"
Kukisahkan saja, siapa yang percaya padanya.
Perang dan peluru, ternyata belum jadi masa lalu.
Begitu dekat desing itu, disimak maut menunggu.
Berlapis pertempuran, tak tertapis panah: api hujan.
Dia mengenang percakapan: petempur penghabisan.
Nyawa seayun pedang belaka, datang begitu gampang.
Dibunuh, tertawan, cuma sama: hanya selangkah kuda.
Dia datang, mungkin bukan untuk mencari jawaban.
Dia bertemu dengan beruntunan lain pertanyaan.
/3/
"Ceritakan padaku, bagaimana datang kematiannya?"
Akan kukisahkan padamu, tentang kehidupannya.
Pada pedang yang tersarung, ada letih para petarung,
waktu pulang para lelaki, saat ladang menanti ditanami.
Jan 2004