Saturday, January 3, 2004

Negeri Dongeng

Syair Rabindranath Tagore



Jikalau ada yang datang bertanya, ingin tahu

istana rajaku di mana, jawabnya: dia menghilang

lenyap bersembunyi ke dalam udara.



Dinding-dindingnya adalah warna putih perak

dan bubungnya adalah kemilau sinar emas.



Sang Ratu tinggal di dalam istana dengan tujuh

bentang halamannya, dan dia mengenakan

permata seharga seluruh harta tujuh kerajaan.



Tapi biarkan kuberita tahu engkau, Ibu, dalam

bisik saja dimanakah dia istana rajaku berada.



Dia ada di pojok beranda rumah kita, di mana

perdu tanaman tulsi tegak berada di sana.



Sang Putri berbaring, terlelap di pantai jauh

pantai dari tujuh samudera yang tak terlayari.



Tak ada, tak siapapun juga bisa menemuinya

di sana, kecuali aku saja yang bisa.



Dia memakai gelang di lengannya dan beruntai

mutiaran di telinganya; rambutnya menyentuh lantai.



Dia akan terjaga bila kusentuh dia dengan tongkat

ajaib, dan permata akan berlepasan dari bibirnya

bila ada tersungging senyum di sana.



Tapi biarkan aku berbisik di telingamu, Ibu; dia

ada di sudut beranda rumah kita, dimana perdu

tanaman tulis tegak berada di sana.



Bila tiba waktunya engkau mandi turun ke sungai,

mendekatlah ke beranda di bawah atap rumah kita.



Aku duduk di sudut di mana bayangan dinding bertemu.



Hanya kucing yang boleh datang, karena dia tahu

dimana si tukang cukur dalam dongeng itu berada.



Tapi biarkan aku berbisik, Ibu, di telingamu, di mana

si tukang cukur dalam dongeng itu berada.



Dia ada di sudut beranda rumah kita, di mana

pot perdu tulsi tegak berada di sana.



* Dari Fairyland, syair ke 16 dari rangkaian 40 syair Crescent Moon.