IA berdiri di setengah lembah. Di samping ransel. Dan
ranum hujan pada momentum yang tak pas. Kabut napas.
ADA perempuan berambut basah. Bermata matahari cerah.
Menawari singgah. Di tangannya payung merah. Merekah.
"Hujan ini ternyata tidak salah," katanya, dan ia ingin
hujan turun lebih lama lagi. "Agar dari cahaya matamu bisa
kuulurkan pelangi: titian tujuh warna, ke tangga rumah."