BOCAH itu pun tertidur tanpa selimut dan bantal
setelah satu dongengan tentang bumi yang gempa.
IA bermimpi: rumahnya yang runtuh menjadi istana,
dan dia jadi tukang kebun di taman luas istana itu.
"Lewat akar bunga-bunga, kusampaikan cinta
yang tak terkata pada Bunda Tanah." Di mana ia
lahir dan di mana nanti digali liang makamnya.
IA bermimpi: rumahnya yang puing jadi kapal layar,
dan di kapal itu dia jadi juru tali, penduga dalam
samudera, penebak badai, dan pemeta arah angin.
"Aku hanya ingin kapal ini sampai di Pelabuhan.
Dermaga paling damai yang ada gambarnya pada
kibaran bendera di tiang tertinggi kapal besar ini."
IA bermimpi: rumahnya menjadi sekolah. Dan dia jadi
guru, mengajarkan siasat puisi dan cara menggambar.
"Gambarlah lelehan lava di gunung itu dalam warna
hijau, biru, kuning atau ungu. Jangan cuma merah,
warna yang kadang sangat suka menipu," katanya sambil
membagi krayon, batang-batang berwarna yang hanya
bisa dia angankan bersama teman-temannya: bocah desa.
BOCAH itu pun tertidur tanpa selimut dan bantal
setelah satu dongengan tentang bumi yang gempa.