IBU menyimpan kesetiaan di semua sudut rumah
Bapak menghambur ingkar sampai ke dalam lemari.
Aku selalu sembunyi di bawah meja telepon, bersiasat
menyergap ceceran dusta dari interlokal bapak, tapi
selalu hanya gerimis tangis ibu yang makin kukenali.
AKU ingin mencatat kode wilayah nomor telepon Bapak
tapi ibu selalu merahasiakannya dalam senyuman,
"Bapakmu tahu, kamu selalu rindu padanya, Sayang."
Aku benci pada ketabahan ibu. Pelan-pelan aku jadi
Bapak di rumah. Aku merasa makin pandai berdusta.
MALAM tadi, Bapak menelepon lagi. Dia tanya pada
Ibu, aku minta oleh-oleh apa? "Minggu depan Bapak
mau singgah sebentar di rumah," kata Ibu tabah.
"Bawakan pisau dan perangkap tikus saja," kataku.
"Anakmu minta boneka Superman dan bola," kata Ibu.