: TS Pinang
/1/
JEJAKNYA dihapus gulma, padi sudah lama diketam.
Ia ikuti jalan ke hutan. Berburu ketidakmungkinan.
"Pak Petani. Boleh nanti kami pinjam sawahmu?"
Bocah nunggu kemarau. Layangan besar, digambari
bentuk-bentuk musykil, dan kata-kata berani.
/2/
DI hutan, ia perhatikan daun keladi dan aglonema,
juga kecipak ikan di kubangan hujan. Suara-suara
percakapan hewan-hewan. Dan garis-garis sinar
matahari pagi di sela-sela kanopi dedaunan.
Eh, ada layangan putus benang, seperti ia kenal
bentuk-bentuk musykil itu kini, seperti ia yang
membisikkan kata-kata berani itu, dulu sekali...