Wednesday, May 17, 2006

Bankata

DIA kini bekerja di Bankata, sebagai penyelia, tugasnya
membiakkan kata-kata: agar wangi dan semerbak berbunga.

Berbekal kata seadanya, maklum cuma Pengemis Bahasa,
aku datang, "Aku mau buka rekening. Apakah syaratnya?"

"Silakan mendaftar di loket depan. Yang tidak ada
petugasnya. Isi formulir dengan jujur dan apa adanya."

Ah kayak main-main saja, ketika kubaca satu-satunya
tanya, "Bersediakah Saudara menggadaikan nyawa?"

Aku jawab: Entahlah! Lalu kubuang ke tong tempat sampah.

Seorang Pemulung Kata memungutnya. "Sok hebat, memangnya
Engkau punya berapa nyawa?" kataku dalam hati saja.

Tak berselang lama, aku iseng lewat lagi di depan Bankata,
siapa tahu ada yang bisa kupungut untuk makan sehari saja.

Aku lihat ada pengumuman: nama-nama pemenang undian.

Si Pemulung terpampang sebagai peraih hadiah utama:
Jalan-jalan ke Taman Kesunyian, bertemu Sang Mahakata,
dan dapat Asuransi Nyawa. "Huh, pasti ini cuma dusta!"