Sunday, May 28, 2006

[Ruang Renung # 143] Menulis diatas Tulisan

Malam yang hamil oleh benihku
Mencampakkan anak sembilan bulan
Ke lantai bumi. Anak haram tanpa ibu
membawa dosa pertama
di keningnya. Tangisnya akan memberitakan
kelaparan dan rinduku, sakit
dan matiku. Ciumlah tanah
Yang menerbitkan derita. Dia
adalah nyawamu.


[Lahir Sajak, Soebagio Sastrowardoyo, dari buku Daerah Perbatasan, Balai Pustaka, 1982, Cetakan Kedua]

Masih ingat peringatan penyair besar itu? Kau menulis tidak pada kertas kosong. Kau menulis di atas tulisan lain. Masih ingat? Saya tiba-tiba teringat ketika membaca sajak diatas. Saya mencari-cari tulisan apa yang menjadi dasar tulisan sajak Soebagio itu. Seperti saya temukan. Saya tidak yakin. Biar saja, bagi saya mencari-cari tadi jauh lebih asyik daripada menemukan. Saya tidak menghindari penemuan. Saya suka bila saya yakin telah menemukan sesuatu. Tapi kalau pun tidak menemukan, ya saya tidak punya utang apapun pada siapa pun. Tapi ada satu hal, yang saya yakin setelah membaca sajak diatas, yakni betapa benarnya Sutardji si pemeringat itu.

Tidak adakah lagi sisa ruang kosong pada kertas perpuisisan kita? Jika berharap pada kertas-kertas yang sudah ada mungkin akan sangat susah menemukan ruang kosong itu. Tapi jangan cemas. Kita bisa membuka lembaran buku baru. Penuhi lembar baru itu dengan puisi-puisi kita. Biarlah kelak orang lain memberi nomor pada halaman itu dan bila memang puisi kita membuat halaman itu terang bersinar, maka orang lain pula nanti yang mencantumkannya pada indeks dan daftar isi Kitab Besar Puisi. Ssst, juga mungkin ada orang lain yang diam-diam atau terang-terangan merujuk pada halaman kita itu. Biar saja. Nikmati saja.

Atau menulislah dengan tinta emas. Sehingga meskipun tulisan sajak kita berada di atas tiga atau empat lembar teks lain, orang akan tetap terampas perhatiannya pada sajak kita. Jangan hapus teks-teks yang menjadi tempat kita menulis itu. Barangkali kekuatan puisi kita juga bisa diukur dari seberapa banyak teks yang tersambung, terikut, terbawa pada dan oleh teks-teks sajak kita. [ ]