YANG paling baik bagi kita - para pemulia sajak - adalah menghasilkan spesies sajak baru. Atau paling tidak cultivar atau varietas baru. Dengan kata lain kita harus membiakkan sajak secara generatif. Mengutak-atik genetikata.
KITA harus memurnikan galuar-galur sajak. Satu jantan penghasil serbuk sari kata dan satu betina penyedia putik ide-ide. Lalu menyerbukkannya dan menghasilkan sajak silangan yang asli milik kita, yang baru, yang menampilkan warna-warna baru, yang fenotifnya menawarkan sebuah kejutan.
HINDARILAH menjadi seorang yang cuma pandai mencangkok sajak orang lain, penyair lain. Hindari juga agar kita "tak hanya" menjadi pembiak yang terus menerus memperbanyak sajak-sajak kita sendiri. Memisahkan anakan sajak kita sendiri, yang kita yakini mempertontonkan penampilan vegetatif sajak yang khas, tumbuh subur dan dijamin berbunga. Ini bukan pekerjaan yang sepenuhnya terlarang.
TAPI, ya, yang paling baik bagi seorang pemulia sajak adalah terus-menerus menantang diri sendiri agar bisa menghasilkan spesies sajak-sajak baru. Agar taman sajak semakin semarak. Agar kita tidak terus menerus melihat bunga-bunga kata yang itu-itu saja. []