Wednesday, May 31, 2006

Oda Bagi Piano



Sajak Pablo Neruda

Piano itu berduka sungkawa
sepelaksanaan konser itu,
terlupakan dalam jubah si penggali makam,
dan kemudian ia buka mulutnya,
mulut ikan pausnya:
sang pemain piano merasuk ke piano itu,
tebang seperti gagak hitam;
sesuatu telah terjadi seperti ada batu
perak jatuh
atau seperti tangan
mengulur ke kolam
tersembunyikan:
segala yang manis melancar
seperti hujan
di atas sebuah lonceng,
cahaya jatuh ke dasar
rumah yang rapat terkunci,
permata zamrud menyeberangi jauh jurang
dan laut pun bersuara,
malam,
padang rumput,
butir jatuh embun,
badai yang paling dalam,
struktur nyanyian mawar,
cairan putih susu kabut mengepung kesunyian.

Demikianlah musik terlahirkan
dari piano yang telah sekarat,
pakaian
hantu air
melintas di atas keranda
dan dari gigi geliginya
segalanya takmempedulikan
piano itu, sang pemain piano
dan konser jatuh,
dan segalanya menjadi suara,
aliran deras unsur-unsur elemental,
sistem yang murni, nyaring dentang lonceng.

Kemudian kembalilah lelaki itu
dari tajuk pohon musik.
Dia terbang turun seperti
gagak hilang arah
atau pangeran yang hilang akal:
piano itu mengatup mulut pausnya
dan sang pemain piano melangkah menjauhinya
menuju ke kesunyian.