Thursday, August 10, 2006

[Ruang Renung # 158] Novel-Puisi

NOVEL-Puisi.

PERNAH dengar istilah itu? Pernah bingung dengan istilah itu? Mari kita sama-sama duduk dan bacalah Sang Nabi Kahlil Gibran. Oleh banyak kalangan buku ini disebut novel-puisi.

BUKU ini disebut buku novel karena ada unsur-unsur sebuah novel padanya. Ada tokoh: Almustafa, Almitra, rakyat kota Orphelese, dan para awak kapal yang datang menjemput. Ada lokasi cerita: ya kota Orphalese itu. Ada plot cerita: Almustafa, Sang Nabi, telah dua belas tahun di kota itu dan saatnya ia kembali ke kota kelahirannya.

TETAPI ia juga disebut buku puisi karena yang sebenarnya hendak disampaikan adalah ajaran Sang Nabi yang dituturkan dengan puisi itu. Puisi-puisi itu bisa dinikmati lepas dari alur cerita. Ada puisi tentang anak, kejahatan dan hukuman, pengenalan diri, cinta, perkawinan, rumah dan lain-lain.

JADI? Ah, jangan terlalu terkungkung dengan satu jenis tulisan: puisi saja, cerita pendek saja, atau novel saja. Semua pasti punya kemungkinan untuk dipadukan, digabung, dihibridakan lalu menghasilkan bentuk baru yang khas. Bagaimana?