HAMPIR saja pematung itu berkata sempurna dan
tinggal meniupkan kehidupan maka patung tanah itu segera
memiliki nafas sendiri tapi sang pematung merasa harus
menciptakan satu bagian lagi di dalam tubuh patung itu dan ia
memandangi ciptaannya lama sekali lalu dia merasa semakin
cinta pada patung tanah itu dan ia berfikir bahwa satu bagian
yang hendak ia ciptakan sebagai pelengkap itu adalah bagian
yang sangat penting maka ia pun meminta patung cahaya dan
patung api yang lebih dahulu ia ciptakan membisikkan padanya
tentang sesuatu dan setelah menimbang kedua bisikan itu ia
pun menciptakan hati yang hingga kini tak pernah sepenuhnya
dimengerti sendiri oleh patung tanah itu entah apa yang dulu
dibisikkan oleh patung cahaya dan patung api kepada sang
pematung itu.