MEMBACA puisi berarti bergulat terus-untuk merebut makna sajak yang disajikan oleh penyair. Sajak yang baik merupakan bangunan bahasa yang menyeluruh dan otonom, hasil ciptaan seorang manusia dengan segala pengalaman dan suka-dukanya; oleh karena itu sajak memerlukan dan berhak untuk dicurahi daya upaya yang total pula dari pihak pembaca yang bertanggungjawab sebagai pemberi makna pada sajak itu.
* A Teeuw, dalam alinea pertama pengantar buku Tergantung pada Kata, Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, 1980 (cetakan pertama).