Thursday, December 13, 2007

Tawa




                                 : untuk Almarhum pelawak Basuki

DI pojok taman
yang kelak dikenang
sebagai surga,
Adam dan Hawa
tertawa.

"Mereka sedang apa?"
tanya Tuhan
kepada Malaikatnya.

"Tertawa," kata Malaikat.

Tuhan tak tahu bagaimana
dua manusia pertama itu
bisa tertawa. "Tertawa?

Seingatku, kobra dan
pohon di taman itu
tak pernah kuciptakan
untuk bisa tertawa?"

"Adam dan Hawa itu
manusia.
Mereka berbeda.
Mereka istimewa"

"Ya, mereka berbeda.
Mereka berbeda.
Berbeda."

*

"HEI, dia
menceritakan dusta,
dan sekelompok
orang di depannya
tertawa..."

"Biarkan, saja.
Jangan catat itu
sebagai dosa," kata Tuhan
kepada Malaikatnya.

"Dia sedang membuat
saudaranya tertawa.
Kau tahu,
karena kutahu
Adam dan Hawa
bisa tertawa
maka yakin dan lekas
kuputuskan
hukuman."

Tawa, kata Tuhan,
akan bisa membuat
mereka bertahan
di sana.
Di dunia.

Tawa,
akan bisa membuat
mereka melupakan
dan pada saat yang
sama serasa
berada
di surga.

Seakan-akan.

*
Tawa itu juga,
yang dengan fasih
ditiru oleh iblis
sang penyaru di lidah
dan mata kobra.

Suara tawa
yang mematuk
matahati
Adam dan Hawa.