SEORANG Murid Jauh, bertanya "Wahai, Penyair Guru, saya baru mempublikasikan puisi-puisi saya di beberapa media lokal. Apakah saya sudah layak disebut 'penyair'?"
"Seperti orang yang menebang pohon disebut penebang, maka ketika engkau menulis puisi engkau boleh disebut atau menyebut diri sebagai penyair. Tapi, kenapa kau ingin disebut penyair? Engkau tahu, sebutan itu seringkali disebut dengan sinis oleh orang yang bukan penyair dan oleh para penyair sendiri, dan banyak sekali beban yang harus disandang kalau engkau disebut penyair. Seharusnya memang tidak begitu, Murid Jauhku."
"Jadi layakkah saya disebut penyair, Guru?"
"Menulis puisi sajalah. Penyair yang sejati, tidak akan pernah bertanya seperti itu, wahai Murid Jauhku!"