Sunday, December 30, 2007

[Pencerahan # 013 dari 365] Sebuah Kredo

"WAHAI, Penyair Guru, apakah sebuah kredo dibutuhkan dalam setiap puisi?" tanya Penyair Ragu.

"Tidak. Buat apa? Menulis sajak sajalah, buat apa lagi kita harus menulis sebuah kredo untuk setiap sebuah puisi yang kita tulis?" jawab Penyair Guru.

"Oh, jadi kapan saya perlu menuliskan kredo puisi saya?" tanya Penyair Ragu.

"Sudah berapa banyak kau tulis puisi? Adakah kau bisa dan perlu menyusun satu rumusan umum yang bisa memandu pembaca untuk masuk berpetualang ke dunia sajak-sajakmu? Dan dengan sajak-sajakmu itu bisakah kau menegaskan sikap menyairmu, pandanganmu terhadap kata dan bahasa yang unik yang berbeda yang bisa menuntun pembaca ke pintu memasuki sajak-sajakmu?" kata Penyair Guru.