IA berjanji denganmu bertemu di sebuah judul puisimu. "Alamatku di sana," katamu. Lantas di judul sajakmu itu ia menunggumu. Ada sebuah kata menemuinya, kata yang ada di larik pertama baris puisi yang tak jauh dari judul itu. "Dia ada di dalam puisinya, masuk saja," kata kata itu.
IA ragu-ragu, apakah harus masuk ke bait itu, atau tetap saja di luar judul di mana sejak tadi ia menunggu. "Cepatlah," kata kata itu. "Nanti dia tak punya waktu untuk menemuimu lagi." Maka, ia pun melangkah ke arah bait yang diisyaratkan oleh kata pertama tadi.
DIA tidak bertemu denganmu. Di akhir puisi itu dia hanya bertemu bait akhir sajakmu: nah, aku sudah menyesatkanmu!