PAGI yang pendek selalu terpesona pada rambutmu yang panjang.
Aku adalah mendung yang sembunyi di langit. Menunggu saat
yang tepat untuk bergegas turun, yaitu ketika kau bawa payung
ke sebuah jalan: menggoda pagi dengan rambutmu yang panjang.
"Cobalah menyentuh rambutnya," kata pagi. Akupun mencari akal
bagaimana menyiasati payungmu, mengulur basahku ke rambutmu.
"Apa yang bisa kubantu?" kata angin yang sejak tadi berayun
di dahan-dahan pepohonan di sepanjang jalan yang kau lalui.
Aku melirik pagi. Pagi melirikmu. Melirik pada panjang rambutmu.