HERMAN Pratikto memaksa H.B. Jassin untuk membaca cerita pendeknya. Jassin menurut. Lalu Jassin kirim surat: Mengenai cerita pendek Saudara, "Rosita", yang saya paksa baca sampai habis atas permintaan Saudara, saya cuma punya satu perkataan: jelek.
Jadi, Saudara, memang ada karya yang buruk dan baik. Yang cemerlang dan yang bantut. Jassin sebagai redaktur, juga sebagai kritikus, melakukan penilaian itu dan menjatuhkan vonis itu - kalau kritik itu mau dianggap sebagai vonis.
"Itu yang tak ada sekarang dalam sastra kita. Kita tak punya otoritas kritik yang memberi legitimasi. Legitimasi itu perlu. Kalau tak ada ya yang terjadi chaos, yang ada hanya anarkis," kata Sutardji Calzoum Bachri.[]