/1/
TANGANKU berdarah. Penah aku menyentuhmu
dengan tanganku? Meninggalkan bekas telapak,
darah di situ? Aku regang, kehilangan tubuhmu
/2/
Kamarku berdinding peta. Buta. Kota-kota tumbuh
di situ. Tak ada pintu dan jendela. Tak ada jalan.
Tiap alamat, hanya sesat. Aku tak percaya cahaya.
/3/
Adegan ini, pasti amat disukai para seniman
beraliran surealisme: aku tergantung, dengan
tali terikat pada jantung, bagai meragakan
sendiri, gerak lompat indah paling sempurna!
Tak mati. Nyawaku belum mau lihat aku mati.