Majas dalam sebuah puisi bolehkah lebih dari satu? Dan apakah puisi itu harus m'makai kata-kata baku?
Boleh. Tentu saja boleh. Kata baku, kata yang tidak baku, kata yang diciptakan sendiri oleh penyairnya, kata yang diserap dari bahasa lain (basah asing atau bahasa daerah) boleh dipakai oleh penyair dengan tujuan dan alasan yang kuat. Jika tidak ada kata baku yang bisa mewakili gagasan yang hendak disampaikan oleh penyair, maka dia berhak mencari kata lain, atau menciptakan kata lain. Penyair seharusnya adalah orang yang paling intens menggeluti bahasa. Ia adalah orang yang memperkaya bahasa, bukan memiskinkanya. Meluweskan bahasa bukan mengakukannya. Menciptakan kebaruan dalam bahasa, bukan membuat bahasa jadi basi!